RADIOALHAMZAR.COM, Pringgabaya – SMK Kesehatan Hamzar Pringgabaya Lombok Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan spesialisasi keperawatan yang bernaung di bawah Yayasan Maraqitta’limat Mamben Wanasaba Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.
Eksistensi SMK Kesehatan Hamzar dalam mengembangkan siswa berkemampuan khusus di bidang keperawatan ternyata tak bisa dipisahkan dari kehadiran seorang kepala sekolah bernama Marsukin MR SPd MM.
Ya, berkat kesabaran, ketekunan dan kegigihannya itulah, SMK Hamzar bisa berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Tidak terasa sudah 10 tahun SMK Hamzar beroperasi dan Marsukin menjadi bagian dari sejarah pengelolaan SMK yang hingga kini telah mencetak tidak kurang dari 75 alumni.”SMK HAMZAR didirikan sejak tahun 2010 yang dipimpin oleh Drs Fahmi dan Saya Wakaseknya,”jelas Marsukin kepada RADIOALHAMZAR.COM.
Disebutkan, Sejak tahun 2015, ia ditunjuk menjadi kepala sekolah dan bertahan hingga sekarang.”Banyak suka dukanya,”ungkapnya.
Sukanya, kata Marsukin, ketika mendengar lulusannya banyak yang sukses di dunia kerja sambil kuliah. “Ada yang kerja di Poskesdes sambil kuliah. Ada juga yang jadi asisten perawat,”sebutnya dan menyebut salah seorang alumni bernama Siti Sulistiani yang bekerja di Poskesdes Sapit dan kerja sambil kuliah di STIKes Hamzar.
Bagi Guru Marsukin, menjadi Kepala Sekolah SMK Hamzar merupakan amanat sekaligus tantangan yang tidak ringan. Namun demikian, dia merasa senang karena pola dan sistem komunikasi yang dibangun dengan Pembina Yayasan berjalan sangat baik. Terlebih lagi bagaimana mempersiapkan SMK Hamzar menyikapi tantangan dan perkembangan zaman serta kebijakan pendidikan nasional yang terus dinamis.
Dia mencontohkan kebijakan belajar merdeka dikaitkan dengan era digital. Menurutnya, Ini tantangan yang luar biasa karena siswa dan guru dihadapkan pada konsep belajar digital yang butuh keahlian khusus.”Dengan kurikulum merdeka belajar, guru lebih efisien dan profesional. Sedangkan siswa siap menggoyang dunia disertai kemampuan Iptek,”tandas alumni Magister Manajemen Uniga Malang Jawa Timur ini.
Guru Marsukin juga terus berinovasi mengembangkan bakat dan kreativitas siswanya lewat program kegiatan ekstra kurikuler seperti SBH Saka Bakti Husada dan lain-lain.”Setiap libur semester, kami mengadakan bakti sosial alias Baksos di masing-masing dusun mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis.”Acara ini biasanya dikoordinir guru produktif Sahirun SKep. Itulah salah satu cara yang saya lakukan untuk mengibarkan panji pusaka Maraqitta’limat,”imbuhnya seraya menambahkan semboyan SMK Hamzar bisa, hebat dan bermartabat.
Generasi Emas Maraqitta’limat
Guru Marsukin juga selalu memotivasi siswanya untuk menggali potensi diri menjadi generasi emas yang dibanggakan. Terlebih di era digital dan disrupsi media saat ini. Salah satunya menjadi konten kreator sesuai dengan bakat dan hobby masing-masing.
Dia pun selalu mencontohkan kepada siswanya bagaimana memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi mendukung pembelajaran atau menunjukkan eksistensi diri.” Contohnya MR, seorang Guru Bahasa Indonesia di MTs sejak tahun 1994 hingga sekarang. Dalam memotivaso peserta didik, tidak cukup memberikan contoh yang jauh, melainkan beliau selalu mengunggah rekam foto dan peristiwa penting yang dinarasikan sesuai keadaan.”Apalagi di era digital yang didukung oleh canggihnya media, maka saya yakin generasi emas Maraqitta’limat akan mendunia,”tuturnya optimis dan mengingatkan generasi muda menyikapi era yang terus berkembang.”Rugi hidup di era digital jika pemuda tidak berperan aktif mengembangkan kreativitasnya. Pemuda harus mengambil bagian terdepan di zaman digital ini serta kuatkan iman dengan zikrullah,”cetusnya.
Namun demikian, Guru Marsukin juga mengungkapkan kendala yang dihadapi sebagai motivator dalam menggerakkkan guru dan siswa.”Kendala saat ini adalah belum adanya perhatian Pemerintah terhadap SMK yang rusak akibat gempa 2018 lalu,”keluhnya.
Disebutkan, sarana merupakan daya tarik siswa juga tenaga pengajar demi kenyamanan. Namun sampai saat ini nampak jelas keretakan gedung akibat gempa. “Disamping itu pula kami membutuhkan Alkes, ranjang tidur pasien untuk memudahkan guru dan siswa dalam KBM sebelum mereka di terjunkan ke Lahan Praktek,”tambahnya.
Toh, Guru Marsukin tak lantas patah arang dan berupaya mencari cara bagaimana memperbaiki kualitas SMK Hamzar Pringgabaya agar tidak kalah dengan SMK Perkotaan sekalipun. Subhanallah. Mantap! (RAH-01)