Lombok Timur, RADIOALHAMZAR.COM – Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat Nusa Tenggara Barat DR Drs TGH Hazmi Hamzar SH MH CIL mengajak seluruh jamaah dan santri agar waspada dan melawan segala bentuk paham radikal yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan negara.”Melihat kondisi negara saat ini, sikap kita khususnya jamaah Maraqitta’limat harus jelas terhadap paham radikalisme ini,” tegas Tuan Guru ketika menyampaikan pengajian di hadapan jamaah dan santri Ponpes terkait di Desa Mamben Lauk, Wanasaba, Lombok Timur, Sabtu (12/12).
Menurut Tuan Guru, paham radikal di negara ini, tak boleh dibiarkan berkembang. Jika itu dibiarkan berkembang, bumi pertiwi akan hancur.
Demikian juga, sikap su’uzzon terhadap aparat, pemerintah dan ulama, akhir-akhir ini terjadi. Bahkan, hampir semua dianggap tidak beres. Sikap menganggap semua tidak beres, dinilai sebagai cikal bakal munculnya paham radikal. Karena menganggap orang lain tidak ada yang benar selain dirinya sendiri.”Bangsa ini banyak dijadikan oleh pihak tertentu, sebagai korban jasus (mencari kesalahan). Atas dasar ini, saya mengajak untuk membantu pemerintah dan aparat, menggunakan fikiran, bagaimana caranya bangsa dan agama ini lebih baik kedepan,”tegasnya.
Bagi Tuan Guru, selama sifat jasus itu ada dalam diri, apa pun itu tidak ada yang selesai. “Kalau semua dianggap tidak beres dan salah, lalu kapan menjadi orang baik,” sebutnya.
Lebih lanjut Tuan Guru menuturkan, pemerintah sekarang ini dalam keadaan sulit dan susah, pasti banyak kurang dalam penanganannya.” Disitulah kita saling bantu dan memberikan solusi,” tambah Tuan Guru.
Dijelaskan, sesungguhnya ukhuwah Islamiyah yang menjadi terdepan dibentuk. Kalau itu yang dihidupkan semua, maka tidak mungkin akan saling benci, saling jatuhkan, saling hina, zolimi dan bahkan mengecap kafir pada saudara yang lain.
Selain itu, dalam agama petunjuknya sangat sederhana dan jelas, bahwa Tuhan memberikan hidup dalam persaudaraan imaniyah (saudara seiman,red). Agama memerintahkan tetap bersaudara, harus mendamaikan diantara saudara-saudara yang sedang berselisih sekali pun.
Bila telah satu saudara, maka tidak satu pun orang boleh melakukan sebaliknya seperti mengajak pada permusuhan, saling membenci satu sama lain. Apalagi, sampai melakukan perbuatan saling mengolok dan merasa diri paling benar.
Supaya rasa persaudaraan terawat, harus diperhatikan, yakni jangan sampai saling olok. Banyak saling bunuh karena saling olok, dan itu nyata.
Sekali pun itu satu saudara. Harus ditahu, belum tentu yang diolok lebih rendah dari yang mengolok. Mengolok, sangat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, hingga termasuk dalam berkeluarga.
Apalagi memanggil orang kafir, padahal sesama iman dan baginya itu sangat sakit. Bahkan, faham radikalisme ini bisa berangkat dari rumah tangga.“Jangan sedikit-sedikit bilang kafir, ini cara-cara kafir, musyrik, ahli neraka. Jangan hanya perbedaan sedikit, itu yang dibengkakkan. Mari bekerja demi kemaslahatan diri sendiri, keluarga dan orang banyak,”tandasnya.
Dijelaskannya, Maraqitta’limat boleh fanatik, tapi tak boleh membenci orang lain, apalagi dengan mencaci maki orang lain.“Kalau kita maki-maki orang, maka orang itu akan balik menyerang, apalagi sesama muslim, mengkafir kafirkan, itu tidak boleh. Inilah yang dimaksud radikalisme,” sambung anggota DPRD NTB dari PPP ini.
Tuan Guru mengingatkan jamaah Maraqit untuk jangan pernah bergabung dengan hal-hal yang berbau radikal, maupun perbuatan maksiat.
Sesama orang beriman, ia mengajak untuk saling pelihara, tidak saling mengkufurkan, tidak saling menyalahkan satu sama lain. Jika itu dilakukan, ukhuwah Islamiyah akan tumbuh subur.”Saya berharap, apa yang saya sampaikan menjadi bekal masyarakat semua. Sampaikan pula pada masyarakat lain, dan ajak bagaimana agar tetap bersabar, di tengah kondisi negara dalam keadaan sulit,” pungkas Tuan Guru .(Editor RAH)