RADIOALHAMZAR.COM – Yayasan Maraqitta’limat di Mamben Lauk menggelar peringatan Hari Santri Nasional yang dihadiri oleh 700 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, MI, MTs, MA, hingga SMK.
Acara tersebut juga diikuti oleh 123 guru yang turut memeriahkan suasana. Kegiatan berlangsung dengan penuh khidmat, menggambarkan semangat santri yang tinggi.
Peringatan ini diselenggarakan pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Peringatan dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh M. Nasyaih, siswa MTs Maraqitta’limat, yang menggetarkan suasana dan menyentuh hati hadirin. Kemudian, tausiyah yang dinanti-nantikan disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat, Dr. TGH. Hazmi Hamzar, SH., MH.
Dalam pesan inspiratifnya, Tuan Guru menekankan pentingnya tiga pilar utama yang harus diterapkan di seluruh lingkungan pendidikan Yayasan: Tahfiz Al-Qur’an, penguasaan bahasa asing (Bahasa Arab dan Inggris), serta peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
“Yayasan Maraqitta’limat terus bergerak maju dengan visi pendidikan berstandar global. Kami bangga telah menjalin kerja sama dengan 43 negara untuk memajukan pendidikan di yayasan ini. Bahkan, salah satu mahasiswa STEI Hamzar kini telah menjadi imam di Uni Emirat Arab,” ungkap tuan guru seraya memacu semangat para santri untuk terus berprestasi di kancah internasional.
Sorotan acara ini tidak berhenti di situ.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Maraqitta’limat, H. M. Fadlurrahman, M.Kom., menerima penghargaan bergengsi dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Pondok Pesantren Pelopor Pendidikan.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kakanwil NTB, sebagai pengakuan atas peran besar Yayasan Maraqitta’limat dalam menghadirkan inovasi dan kualitas pendidikan yang mengharumkan nama NTB, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara kepala madrasah, para guru, dan Tuan Guru, menandakan rasa kebersamaan dan komitmen kuat untuk terus memajukan pendidikan berbasis agama di Yayasan Maraqitta’limat. Kegembiraan dan kebanggaan menyelimuti seluruh peserta yang hadir, menegaskan bahwa perjuangan santri tidak hanya soal masa lalu, tapi juga masa depan yang gemilang.***
RADIOALHAMZAR.COM – Acara peresmian Asuhan Keluarga Bani Muslihin Maraqitta’limat berlangsung dengan penuh khidmat di Lendang Belo Daya, Desa Mamben Baru, Kecamatan Wanasaba pada Sabtu, 14 September 2024.
Peresmian ini dihadiri oleh tokoh-tokoh agama setempat, masyarakat, serta tokoh kharismatik Dr. TGH. Hazmi Hamzar, SH., MH., dan merupakan rangkaian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Acara dimulai pada pukul 14.00 siang dengan penampilan grup hadroh siswa SMA IT Tirta Nadi yang membawakan lantunan shalawat dan pujian kepada Rasulullah SAW.
Penampilan ini diikuti dengan acara inti berupa peresmian dan pengajian Maulid yang dipimpin oleh Dr. TGH. Hazmi Hamzar dan dilanjutkan oleh Dr. TGH. Rizky Hamzar, MA.
Peresmian yang Penuh Makna
Peresmian Asuhan Keluarga Bani Muslihin Maraqitta’limat merupakan momentum penting dalam pembinaan moral dan pendidikan generasi muda di wilayah tersebut.
Dr. TGH. Hazmi Hamzar dalam tausiyahnya mengingatkan seluruh keluarga Bani Muslihin untuk senantiasa bersemangat dan kokoh dalam menjalankan tugas di bawah naungan Yayasan Maraqitta’limat.
Tuan Guru menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan semangat juang sebagaimana yang telah diwariskan oleh Papuq Muslihin, kakek mereka semua.
Papuq Muslihin, seorang pejuang gigih, dikenal karena pengorbanannya dalam mengembangkan yayasan meskipun dengan keterbatasan harta.
Dalam kesempatan ini, Dr. TGH. Hazmi Hamzar juga menceritakan kisah bersejarah mengenai keputusan Papuq Muslihin untuk mendirikan madrasah di Lengkok Lendang ketimbang di Lendang Belo.
Keputusan tersebut diambil untuk meningkatkan jumlah jamaah dan memperkuat perjuangan.
Pesan dan Harapan
Tausiyah dilanjutkan oleh Dr. TGH. Rizky Hamzar, MA., yang menggarisbawahi pentingnya semangat, kekompakan keluarga, serta komitmen dalam membangun dan membina Asuhan Keluarga Bani Muslihin.
Dr. Rizky menekankan bahwa proses pembangunan memerlukan semangat yang kuat, dukungan finansial, pemikiran matang, serta kesabaran.
Lebih lanjut, Dr. Rizky juga menegaskan pentingnya mengutamakan adab di atas ilmu. Adab yang baik merupakan landasan utama dalam mencapai ilmu dan kesuksesan, khususnya dalam mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yang merupakan amanah bagi seluruh umat.
Pesan ini menegaskan komitmen untuk terus berpegang pada nilai-nilai keagamaan dan moral dalam setiap aspek kehidupan.
Kegiatan yang Membawa Harapan
Acara peresmian Asuhan Keluarga Bani Muslihin Maraqitta’limat dan peringatan Maulid Nabi ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi merupakan bentuk nyata dari upaya untuk membangun fondasi pendidikan yang kokoh dan pembinaan moral yang berkelanjutan.
Dengan dukungan tokoh-tokoh agama dan masyarakat setempat, diharapkan lembaga ini akan berperan penting dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan berbudi pekerti luhur.
Kehadiran Dr. TGH. Hazmi Hamzar dan Dr. TGH. Rizky Hamzar pada acara ini menegaskan dukungan penuh terhadap pengembangan dan keberlangsungan Asuhan Keluarga Bani Muslihin Maraqitta’limat.
Melalui acara ini, diharapkan akan ada dorongan bagi masyarakat untuk lebih aktif dalam mendukung pendidikan dan pembinaan moral di komunitas mereka.***
RADIOALHAMZAR.COM – Pawai Seni Budaya Nusantara di Lombok Meriahkan Perayaan Hari Ulang Tahun ke-72 Yayasan Maraqitta’limat pada Kamis (08/02/2024).
Lapangan umum Wanasaba Lombok Timur menjadi saksi atas kemegahan acara Pawai Seni Budaya Nusantara. Pawai dimulai pukul 13.00 WITA, ribuan penonton terpesona oleh parade seni budaya yang memukau, menempuh rute dari lapangan umum Wanasaba hingga komplek perguruan Maraqitta’limat Mamben Lauk.
Dr. TGH Hazmi Hamzar, SH. MH. selaku ketua Dewan Pembina YMT, memimpin dengan semangat saat melepas peserta pawai. Dalam sambutannya, tuan guru menegaskan pentingnya menjaga norma kesopanan, keamanan, dan ketertiban selama perjalanan. “Jaga norma kesopanan, keamanan, dan ketertiban serta hentikan semua aktivitas ketika mendengar azan,” serunya penuh tekad.
Tak kalah bersemangat, ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) NTB, Lalu Fathonah merasa sangat terhormat atas undangan dari panitia. Dalam pesanannya kepada peserta, beliau menyerukan untuk selalu menjaga ketertiban dan keamanan. “Saya bersyukur atas undangan yang telah diberikan dan mari kita jaga ketertiban,” katanya dengan penuh penghargaan.
Pawai Seni Budaya Nusantara ini bukan hanya sekadar perayaan ulang tahun YMT yang berkesan, tetapi juga momentum penting untuk mempromosikan dan memelihara kekayaan budaya Nusantara. Dukungan penuh dari para pemimpin dan panitia menciptakan kesuksesan yang luar biasa, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
Selain itu, sorotan utama pada acara ini adalah kekompakan peserta dan panitia dalam mengatasi rintangan cuaca, terutama saat terjadinya hujan lebat. Meskipun langit diguyur, semangat para peserta tak kendur, tetap larut dalam alunan musik yang mengiringi setiap langkah mereka. Bahkan ketika azan berkumandang, semua aktivitas dihentikan tanpa aba-aba, menunjukkan kedisiplinan yang luar biasa. Seorang penonton yang enggan disebutkan namanya menyatakan kepuasannya dengan pawai seni budaya Nusantara ini. “Melalui momen indah seperti ini, kita bisa memperlihatkan kekayaan seni budaya kita, terutama di Lombok,” ujarnya penuh antusias.
Dengan demikian, pawai seni budaya Nusantara tak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi wadah untuk memamerkan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia. (Diendy)
RADIOALHAMZAR.COM – Sunatan Masal. Inilah tradisi kegiatan tahunan yang dilaksanakan Pengurus Pusat Yayasan Maraqitta’limat sejak 50 tahun silam.
Sunatan massal digelar setiap peringatan hari jadi Yayasan yang tahun ini berjalan sukses dan lancar dipusatkan di Klinik Hamzar Mamben pada Sabtu (18/2) dengan jumlah peserta tidak kurang dari 50 anak serta melibatkan 20 tenaga medis dari Kecamatan Wanasaba, Aikmel dan Kota Mataram.“ini merupakan tradisi cukup lama dilaksanakan Maraqitta’limat sejak lima puluhan tahun yang lalu, hal ini diniatkan agar tidak terlalu memberatkan bagi orang tua yang tidak mampu dan tidak terlalu berlebihan bagi yang mampu serta memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat betapa pentingnya memisahkan yang haq dan yang bathil. Betapapun sakitnya dikhitan, karna ini merupakan suatu penyakit yang tidak baik menempel di badan kita sendiri, harus dengan sukarela membuangnya”. ungkap Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat Dr TGH Hazmi Hamzar saat membuka prosesi kegiatan sunatan masal.
Disebutkan, kepercayaan masyarakat dari tahun ketahun mengalami peningkatan terhadap klinik Hamzar, hal ini terbukti dengan antusias warga yang mendaftarkan anak-anaknya, begitu juga dengan animo tenaga medis yang ikut ambil bagian pada kegiatan ini hampir sebanding dengan masyarakat yang apabila tidak dibatasi hampir mencapai seratusan tenaga medis yang siap ikut serta dalam kegiatan ini.
Dalam acara sunatan masal ini, panitia memberikan hadiah kepada semua peserta berupa sertifikat, balon, iqro dan lain-lain.
Klinik Hamzar Pelopor Sunathrone Klamp di NTB
Suksesnya kegiatan sunatan masal tidak lepas dari kesigapan Klinik Hamzar yang mendukung penuh kegiatan ini.
Klinik Hamzar dikenal sebagai salah satu klinik di NTB yang sukses menjadi pelopor pelatihan Sunathrone Klamp.
Menurut Ketua panitia Sunatan Masal Supriadi, S.Kep.Ns.,M.Kep., pihaknya dari Klinik Hamzar mengugkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada ketua Dewan Pembina, Ketua Yayasan Maraqitta’limat dan Direktur Klinik Hamzar yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Kedepannya, kata Supriadi, Klinik Hamzar akan menargetkan 1000 peserta khitan kurang mampu yang akan yang terbagi dimasing-masing kabupaten, langkah ini diambil sebagai wujud kepedulian Klinik Hamzar kepada masyarakat kurang mampu. Sebagai langkah antisipasi panitia yang apabila setelah khitan terjadi sesuatu. “Kami dari klinik siap mengawal sampai tuntas, untuk memudahkan orang tua pasien berkonsultasi kami buatkan dia grup” terang Supriadi.
Salah seorang tokoh masyarakat dari ranting satu Maraqittalimat Mukram Musanip) yang ikut mendampingi warganya merasa sangat bersyukur atas diselenggarakan kegiatan ini, “kegiatan ini sangat membantu masyarakat terlebih sekarang ini perekonomian warga belum stabil, semoga kegiatan ini tetap dilaksanakan tiap tahun”. harapnya.
Kegiatan diakhiri dengan fhoto bersama dengan semua tenaga medis, ketua dewan Pembina Yaysan Maraqitta’limat, direktur Klinik Hamzar dan ketua panitia penyelenggara. (Diendy)
RADIOALHAMZAR.COM, Lombok Timur – Lomba Musabaqah Hifzil Qur’an (MHQ) kedua tingkat Kabupaten Lombok Timur baru saja usai. Kegiatan yang digelar selama seminggu itu dipusatkan di Ponpes Dhi’aul Fikri Sakra Barat dan ditutup secara resmi oleh Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi SJ SH pada Sabtu (26/3).
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi mengingatkan semua peserta agar jangan berkecil hati sekolah di pondok pesantren karena banyak pejabat sekarang ini yang lahir dari pondok pesantren. “Jangan berkecil hati karena banyak pejabat sekarang yang mucul dari pondok pesanteren dan kalau MHQ ini terus dikembangkan akan melahirkan calon pemimpin masa depan yang beriman,” ungkapnya.
Wabup Rumaksi juga berpesan kepada para peserta agar tetap meneruskan minat dan bakatnya dalam menggali ilmu al-quran sehingga menjadi insan yang unggul, cerdas, agamis dan berakhlakul karimah.
Sementara itu, Camat Sakra Barat Mahmud, S.Sos mengungkapkan rasa syukur, kebahagiaan, kebanggaan serta apresiasinya atas kelancaran dan kesuksesan penyelenggaraan MHQ yang merupakan salah satu upaya memacu pengembangan tilawah, kemampuan anak didik, hafalan serta pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci al quran. Camat juga berjanji akan mengevaluasi APBDesnya untuk menganggarkan kegiatan LPTQ sehingga kedepannya bisa diadakan secara mandiri dimasing-masing desa.” “Untuk itu perlu perhatian penuh serta keterlibatan lapisan masyarakat, sehingga penyelenggaan kegiatan MHQ ini akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat dan bernegara,”harapnya.
LTQ Hamzar Masuk 10 Besar
Sedikitnya 65 Pondok Pesantren mengirimkan kafilahnya mengikuti MHQ 2022. Salah satunya LTQ Alhamzar Tembeng Putik, Wanasaba yang berhasil masuk 10 besar.
Sekalipun belum menjadi juara umum, namun keberhasilan masuk 10 besar ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Pengurus LTQ Hamzar Tembeng Putik.”Ini jadi motivasi kita untuk terus berbenah dan meningkatkan pembinaan sehingga bisa juara umum pada lomba berikutnya,”kata Mashal SAg, Pengurus LTQ Alhamzar. Semoga.(Rusdianto)
RADIOALHAMZAR.COM, Lombok Timur – Untuk kali pertama Rumah Tahfiz Quran (RTQ) AlHamzar Mamben, Wanasaba Lombok Timur menggelar wisuda perdana yang diikuti 26 santriwan dan santriwati.
Acara
wisuda perdana dilaksanakan pada Rabu, 1 Oktober 2020 di Aula Yayasan Maraqitta’limat
Mamben Lauk, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dihadiri langsung Ketu Dewan
Pembina Yayasan Maraqitta’limat DR TGH Hazmi Hamzar SH MH CIL, Ketua Yayasan,
Ketua Komite, Kepala RTQ, orang santri dan sejumlah tamu undangan terbatas
dengan standar protokol kesehatan Covid 19 yang ketat.
Dalam
sambutannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat DR TGH Hazmi Hamzar SH
MH CIL mengingatkan ustadz dan ustadzah RTQ Alhamzar agar benar-benar
memelihara diri masing-masing.
Menurut
Tuan Guru, menghapal AlQuran adalah sesuatu yang mulia sekaligus godaannya juga
sangat berat. “Godaan itu bisa datang dari suami ataupun istri,”ujarnya.
Tuan Guru juga berpesan kepada para santri yang diwisuda agar tetap istiqomah dalam menghafal Alqur aan jangan cepat terpengaruh dengan godaan yang bisa menjerumuskan kepada perbuatan yang negatif.
Sementara
itu, Ziadi, A.Md. Kepala RTQ Alhamzar dalam laporannya menyebutkan pelaksanaan
Wisuda Perdana RTQ Alhamzar merupakan bentuk apresiasi terhadap para
santri/wati yang memiliki semangat dalam menghafal al-Qur aan sekaligus sebagai
motivasi bagi santri/wati lain untuk lebih giat dalam melakukan hafalan. Adapun
peserta yang diwisuda, jelasnya, terdiri
dari wisuda 1 juz sampai 5 juz.”Semua ini bisa terlaksana tidak terlepas dari
dukungan kepala MTS, MA, SMK, wali santri serta masyarakat. Sebagai pembimbing
santri/wati di RTQ ini sudah kita siapkan ustad/ustadzah yang dari luar bukan
dari kalangan guru, semua ini kami lakukan untuk menjaga agar para santri lebih
fokus dalam belajar menghafal Alquran,”paparnya.
Rasa puas
diungkapkan peserta wisuda dan juga Pengurus Komite RTQ Alhamzar. Sebut saja Ika,
salah seorang santriwati merasa bersyukur karena dapat mengikuti wisuda perdana
RTQ Alhamzar. Sebelum pelaksanaan wisuda dirinya mengaku telah melakukan
persiapan untuk menghadapi ujian bil-ghoib. “Setiap
ada waktu luang pasti saya gunakan untuk murojaah. Untuk hafalan, setiap
harinya saya menargetkan satu halaman, dan murojaahnya setiap hari. Alhamdulillah
melalui proses ini akhirnya saya bisa mengikuti wisuda,” cerita Ika.
Ungkapan senada disampaikan H. Ruhman, S.Pd. Komite RTQ Alhamzar yang menyebutkan bahwa program tahfidz merupakan program unggulan yang menjadi ujung tombak lahirnya program-program unggulan lain Yayasan Maraqitta’limat. ”Wisuda khataman yang baru pertama kali diselenggarakan oleh program RTQ Alhamzar ini merupakan bentuk dari kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas. Alhamdulillah atas izin Allah SWT ini bisa dibuktikan,” ungkapnya. Ia mengingatkan para santri untuk selalu menjaga hafalan dan berlatih untuk mengamalkan ilmunya. “Sekali lagi terimakasih kepada anak-anakku, wali murid, ustadz/ustadzah, Kepala MTS, MA dan SMK Maraqitta’limat Mamben Lauk atas perjuangan, kesabaran serta keikhlasannya. Semoga melalui program tahfidz ini, Yayasan Maraitta’limat bisa mencetak generasi muda cinta al-Qur aan sehingga menjadi madrasah yang semakin barokah, manfaat, dan istiqomah,” pungkasnya. (Rusdianto Diendy)
Tanjung,RadioAlhamzar.com – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar Lombok Utara kini memiliki tambahan ruang kuliah baru. Jumlahnya ada 5 lokal ruang belajar. Acara peresmian telah dilaksanakan pada Kamis, 19 Desember 2019 di Kampus yang berlokasi di Tanah Song Tanjung KLU. Hadir pada acara peresmian, Pimpinan Pusat Yayasan Maraqitta’imat H Fadlurahman SKom, Wakil Ketua DPRD NTB TGH Mahally Fikri, Kepala Dinas Dikpora KLU, Kapolres KLU dan jajaran serta tamu undangan lainnya.
Acara peresmian gedung ditandai
dengan pengguntingan pita pada salah satu pintu masuk ruang kuliah oleh Kepala
Dinas Dikpora KLU dan dilanjutkan
peletakan batu pertama pembangunan ruang belajar baru yang anggarannya
bersumber dari dana bantuan PPTS Kemristek Dikti tahun 2019.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat DR Drs TGH Hazmi Hamzar SH
MH CIL dalam sambutannya mengungkapkan, keberadaan STKIP Hamzar Lombok Utara
merupakan wujud apresiasi dan kontribusi Yayasan Maraqitta’limat dalam
memajukan dunia pendidikan bagi jamaah yang berada di Wilayah Bayan hingga
Tanjung Lombok Utara.
Pihak Yayasan, katanya, terus berikhtiar mengembangkan STKIP Hamzar
yang saatni baru membuka dua program studi yakni Program studi PGSD dan PAUD. “Kita
juga ingin mengembangkan program studi lainnya seperti agribisnis dan berharap ke
depan bisa membuka pendidikan Pascasarjana S2,”harapnya.
Kepala Dinas Dikpora KLU H Muhamad Fauzan SPd dalam sambutannya
menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Yayasan Maraqitta’limat dalam ikut
serta mendukung progam Pemerintah Kabupaten Lombok Utara meningkatkan kualitas
Sumberdaya Manusia melalui pendidikan. Pemkab
KLU, katanya, akan berupaya
maksimal menjalin kerjasama dengan Yayasan Maraqitta’limat untuk bersama-sama
memajukan Lombok Utara, khususnya di bidang pendidikan. Terlebih pasca bencana
gempa yang memporak porandakan hampir sebagian besar obyek vital di Lombok
Utara mulai kantor pemerintah, dan juga sarana ibadah, sarana pendidikan dan
lain-lain.”Banyak hikmahnya, karena bantuan datang dari sana sini termasuk
dukungan dan bantuan untuk lembaga pendidikan di bawah Yayasan Maraqitta’limat,”ujarnya.
Usai peresmian, acara dilanjutkan dengan pengajian rutin
bulanan yang diisi langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat
sebagai ajang silaturahmi dengan lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Marakittaklimat
, juga antar mahasiswa STKIP Hamzar yang berada di Lombok timur.
Demikan dilaporkan Wida Pratiwi dan Ainin untuk Radio Alhamzar.com (Editor : Rusdianto,SPd)
Tanjung,RadioAlhamzar.com– Praktik pembekalan. Inilah giat yang dilakukan SMK Kesehatan Hamzar Bayan Lombok Utara kepada para siswa sebelum mereka mengikut praktik uji kompetensi pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Menurut Ainin, Guru SMK Kesehatan Hamzar Bayan, pembekalan dilaksanakan selama seminggu penuh hingga bagaimana siswa mampu untuk mematangkan dirinya sebelum terjun langsung ke masyarakat.” Dengan sistem penilaian langsung oleh para penguji yang terdiri dari guru mata pelajaran produktif tentang ilmu kesehatan sesuai dengan jurusan,”jelasnya. Disebutkan, siswa yang mengikuti praktik pembekalan adalah siswa kelas X – XII dengan materi pembekalan antara lain bagaimana membantu pasien buang air besar (BAB), mengukur suhu tubuh, mengukur denyut nadi dan mengukur tekanan darah. “Pembekalan pembelajaran dilaksanakan di lingkungan sekolah,”tambahnya. (Editor: Rusdianto SPd)
Tanjung,RadioAlhamzar.com – Ini baru namanya ide kreatif. Sebagai Madrasah yang berada di kawasan obyek wisata, MTs Maraqitta’limat Lokok Aur, Bayan Lombok Utara tak mau hanya menjadi penonton. Setidaknya para siswa harus dibekali ilmu berbahasa asing yang memadai. Inilah salah satu motivasi pihak madrasah mengadakan kegiatan les Bahasa Inggris yang disebut Les English For Tourism.
Wida Pratiwi, Guru Pembina Les Bahasa Inggris MTs Maraqitta’limat Lokok Aur, Bayan
Salah seorang guru MTs Maraqitta’limat Lokok Aur, Wida Pratiwi menyebutkan, kegiatan les Bahasa Inggris untuk siswa madrasah diberikan gratis, diadakan sekali seminggu. Selain melibatkan guru Bahasa Inggris di madrasah terkait, juga mengundang guru dari luar. Bahkan mengundang pula penutur asli, wisatawan asing yang sedang berkunjung ke KLU dan ada kesempatan mendatangi kelompok les Bahasa Inggris madrasah ini. “Rencana kedepannya kami ingin mengajak siswa turun langsung ke lokasi pariwisata dan mempraktikan langsung materi yang mereka dapat,,”tutur Wida kepada redaksi RadioAlhamzar.com. Siplah! (RA-01)
Selong, RadioAlhamzar.com – Sebanyak 9 lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Maraqitta’limat terkena dampak bencana gempa tahun 2018, menerima bantuan dari Pemerintah DKI Jakarta. Adapun yang menerima bantuan tersebut antara lain MTs Maraqitta’limat Belanting, Obel-Obel, Mamben Lauk, Sembalun Bumbung, MI Maraqitta’limat Obe-Obel, Belanting dan Tahfizul Quran Tembeng Putik Wanasaba.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bahkan secara khusus berkunjung ke Lombok Timur, Rabu,18 Desember 2019 untuk meninjau sekolah yang menerima bantuan dari Pemprov DKI tersebut. Turut mendampingi Gubernur Anies Baswedan yakni Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmi, pimpinan OPD Kabupaten Lombok TImur dan sejumlah tamu undangan lainnya dari wilayah Pulau Lombok. Kunjungan kali ini dipusatkan di SDN 9 Labuan Lombok, Pringgabaya.
Terkait bantuan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta untuk
sekolah terdampak gempa di Lombok Timur, ada yang berbentuk dana pembangunan
kembali gedung sekolah yang rusak berat, dan bantuan berupa sarana pendidikan.
Dalam sambutannya, Gubernur DKI Anies Baswedan merasa senang
bisa kembali lagi ke Lombok untuk melihat langsung bagaimana kemajuan
pembangunan lembaga pendidikan yang mendapat bantuan dari Pemerintah DKI
Jakarta.”Saya berterimakasih kepada Bapak Bupati dan masyarakat Lombok Timur
yang selalu tegar menghadapi bencana seperti gempa bumi tahun lalu. Saya pernah
ke NTB tahun 2002 dalam rangka penelitan dan Alhamdulillah, hari ini saya bisa
ke Lombok lagi. Senang dan bahagia rasanya,”ungkap Gubernur Anies.
Kehadiran Gubernur Anies Baswedan pada acara itu benar-benar
dimanfaatkan warga untuk swafoto. Bahkan tampak Gubernur Anies kewalahan
melayani ibu-ibu yang ingin mengabadikan kesempatan indah bertemu dengan sang
gubernur, idola mereka.
Sementara itu, Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy menyatakan rasa syukurnya
atas kedatangan Gubernur DKI Anies Baswedan pada Rabu, 18 Desember 2019.
Kedatangan Gubernur DKI yang didampingi Gubernur NTB ke
Lombok Timur dalam rangka menyerahkan bantuan saran pendidikan dan pembangunan
sejumlah sekolah pada daerah terdampak gempa yang meluluhlantahkan sebagian
wilayah Lombok Timur tahun lalu.
Atas kedatangan Gubernur Anies tersebut, Bupati Lotim secara
khusus mengekspresikan rasa gembira dan bangga melalui akun facebooknya, HM
Sukiman Azmy, Kamis,19 Desember 2019.”Alhamdulillah Menyambut kehadiran Bapak Gubernur DKI
Jakarta Bapak Anies Baswedan bersama Bapak Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah di
Desa Seruni Mumbul Kecamatan Pringgabaya.
Kehadiran beliau untuk meninjau bantuan warga DKI Jakarta
dalam bentuk bangunan sekolah (SDN 09 Labuhan Lombok). Selain itu, Beliau juga
alhamdulillah memberikan bantuan peralatan sekolah yang akan di manfaatkan oleh
Guru dan siswa.
Semoga Allah menguatkan rasa cinta kita dalam pertemuan ini dan untuk terus bahu-membahu bersama membangun Indonesia Maju wujud ketaqwaan kita pada Robbul Izzati,”tulisnya.
Demikian dilaporkan Suherman PKD untuk Redaksi RadioAlhamzar.com
Selong,RadioAlhamzar.com – Untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa di kalangan siswa, sebuah program khusus disiapkan pihak MTs Maraqitta’limat Tembeng Putik, Wanasaba Lombok Timur. Namanya Imtaq Enam Hari.
Menurut Drs Pahmi, Kepala MTs Maraqitta’limat Tembeng Putik, kegiatan Imtaq Enam hari telah diputuskan sesuai hasil musyawarah dewan guru. Kegiatan ini diharapkan berdampak positif bagi pembinaan mental spiritual siswa di era yang semakin tidak bisa dikontrol karena pengaruh teknologi komunikasi yang semakin canggih, khususnya internet.
Disebutkannya, materi
yang diberikan selama kegiatan Imtaq enam hari cukup bervariasi. Misalnya Senin
menghafal hadist Arbain, Selasa berupa pidato tiga bahasa, Rabu menghafal ayat-ayat Al-qur’an. Kamis uji
publik tahfizul qur’an dan hadist arbain. Jumat pembacaan surat yasin dan
al-auradul maroqiyah. Sedangkan Sabtu diberikan materi berupa belajar shalat
fardhu dan shalat jenazah.
Dua orang guru yang membina siswa selama program tersebut yakni Guru Hasmuni, S.Pd. dan Harjaan, S.Pd.I. Semoga kegiatannya berjalan lancar dan sukses selalu ya Pak. (RA-02)
Selong,RadioAlhamzar.com – Mengisi jeda semester ganjil tahun ini, OSIS SMK Al Hamzar Maraqitta’limat Pringgabaya menggelar Class Meeting atau lomba adu bakat antar kelas. Beberapa lomba yang diikuti para siswa antara lain lomba lari karung, tarik tambang, uji kefasihan membaca Surat Al Fatihah dan Surat Al Ikhas, lomba Cerdas Cermat dan lomba pidato Bahasa Indonesia.
Menurut Kepala Sekolah SMK Kesehatan Hamzar Pringgabaya H Marsukin Mr,SPd, seluruh perlombaan diadakan selama empat hari, sejak 14 hingga 18 Desember 2019. Kegiatan Class meeting ini, jelasnya, dimaksudkan untuk menambah wawasan, membiasakam siswa berbicara di depan umum, mampu membaca surat Al Quran dengan benar, menggali potensi siswa, mempererat silaturahim dengan keluarga SMK Kesehatan Hamzar.”Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melatih kemahiran, kemandirian siswa menuju SMK bisa dan berkarakter,”ujar Kepala Sekolah yang didampingi Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Riyanti,SPd.
Pihaknya berharap, pada jeda semester genap mendatang, Class Meeting akan ditambah mata lombanya seperti Lomba Kebersihan Kelas. Siplah, Selamat dan Sukses! (RA-02)
Selong,RadioAlhamzar.com – Pengurus Himpunan Pemuda Maraqitta’limat (HPM) Kecamatan Suela akhirnya resmi dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat Nusa Tenggara Barat DR Drs Hazmi Hamzar SH MH CIL pada Senin, 16 Desember 2019 bertempat di madrasah terkait.
Acara pengukuhan dirangkaian dengan pengajian umum oleh tuan
guru yang dimulai dari Pkl. 14.00 Wita hingga selesai. Hadir dalam acara ini
jamaah Yayasan Maraqitta”limat se Kecamatan Suela serta undangan lainnya
seperti Kepala Desa Suela, semua kadus di wilayah Suela, Ketua Karang Taruna
Desa Suela, dan HPM dari desa di Kecamatan Suela.
Adapun Pengurus yang dikukuhkan yakni M Nazri selaku Ketua,
M Isnaeni sebagai sekretaris dan Nasrul Hadi menjadi bendahara dengan 20 orang
anggota Pengurus.
Dalam amanatnya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat
Nusa Tenggara Barat DR Drs Hazmi Hamzar SH MH CIL mengajak Pengurus dan anggota
HPM Suela untuk terus berinovasi dan membuat program strategis dengan Ketua
Cabang demi kemajua Yayasan. “Teruslah menuntut ilmu sampai ke jenjang yang
lebih tinggi sesuai dengan nama Yayasan Maraqitta’limat yang artinya tangga
pendidikan. Pemuda harus disiapkan dari sekarang agar kelak bisa menjadi
pemimpin di tengah masyarakat,”tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Maraqitta’limat Cabang Suela H Nasuhun Saif mengharapkan Himpunan Pemuda Maraqit (HPM) menjadi garda terdepan dan mendukung setiap program yayasan.”Sekarang ini, kebanyakan anak muda kita tidak terlalu peduli akan hal-hal yang sifatnya religi. Mudah-mudahan HPM Cabang Suela dapat merubah pandangan Pemuda Suela tentang pentingnya persatuan,”ungkapnya.
Adapun beberapa program rutin HPM Suela diantaranya
Pembacaan Auradul Maroqiyah untuk meningkatkan iman dan taqwa serta rasa cinta
mengamalkan ajaran TGH Muhammad Zainudin Arsyad selaku Pendiri Yayasan
Maraqitta’limat.
Demikian laporan Kamaludin SPd, Guru MTs Maraqitta’limat Suela untuk www.radioalhamzar.com (Editor : Rusdianto SPd)
Selong,RadioAlHamzar.com
– Lomba antar kelas yang digelar Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat Obel-Obel
Sambelia pada Senin, 16 Desember 2019, tampak berbeda dibandingkan
penyelenggaraan tahun sebelumnya. Kali ini, pihak madrasah mengadakan lomba
membuat soundsystem atau salon mini
yang diikuti oleh siswa kelas 7 dan kelas 8. Serunya,setiap kelas membuat
desain salon yang berbeda. Unik dan menarik.
Menurut keterangan Wire Scout, panitia pelaksana yang juga Guru Madrasah terkait, panitia memang sengaja mencari jenis lomba yang unik dan pihaknya memilih lomba salon mini layaknya soundsystem yang biasa dipakai grup kesenian Kecimol, dimaksudkan untuk menggali bakat, kreativitas dan inovasi siswa.”Supaya kita bisa tahu bagaimana pengetahuan mereka dalam berpikir kreatif ke depan,”jelasnya.
Wire menyebutkan, kegiatan lomba antar kelas yang diadakan MTs Maraqitta’limat Obel Obel dihajatkan untuk bisa mengembangkan kreativitas siswa agar bisa mengolah bahan bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.”Ya aturannya, mereka harus menggunakan bahan atau barang bekas,”jelasnya dan menyebutkan barang atau bahan bekas seperti triplek, bambu, ban mobi, speaker atau salon bekas dan lain-lain. Wow, keren juga ya! Selamat berlomba! (*)
Selong,RadioAlhamzar.com – Lomba pencarian bakat tidak melulu dilakukan oleh stasiun TV, madrasahpun menggelar juga kegiatan serupa. Kali ini Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat Tembeng Putik, Wanasaba mengadakan ajang pencarian bakat berupa lomba antar kelas. Pihak madrasah menyebutnya class meeting. Ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setelah jeda semester di lingkungkan madrasah terkait. Tahun ini, Class meeting diadakan selama empat hari mulai 16 sampai dengan 20 Desember 2019.
Suasana Lomba Antar Kelas yang diadakan MTs Maraqitta’limat Tembeng Putik, Wanasaba Lombok Timur.
Dalam sambutannya pada pembukaan Lomba antar kelas, Kepala Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat Tembeng Putik Drs Pahmi mengatakan, kegiatan class meeting perlu digalakkan untuk menjaga semangat siswa dan mengembangkan bakat, kreativitas dan keterampilan siswa. “Kegiatan ini juga penting untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa tampil di depan umum,”tegasnya.
Adapun mata lomba yang diikuti siswa antara lain Lomba Tahfidzul Quran, menghapal
hadist Arbain dan sejumlah lomba olahraga. Selamat berlomba!
Demikian dilaporkan Sahnan Zen, Penanggungjawab Kegiatan Class Meeting sekaligus Wakil Kepala Sekolah MTs Maraqitta’limat Tembeng Putik untuk www.radioalhamzar.com
Luar biasa. Itulah ungkapan yang tepat ditujukan kepada anak-anak Pramuka dari Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat Obel Obel Sambelia Lombok Timur. Tiada lain dan tiada bukan adalah aksi gotong royong bersih-bersih masjid yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi, termasuk pada Jumat, 13 Desember 2019.
Sambelia,Radio Al Hamzar.com – Anak-anak Pramuka dari dua madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Maraqitta’limat ini akan membagi diri melakukan aksi gotong royong bersih-bersih masjid setiap dusun di Desa Obel-Obel Sambelia. Nah, aksi mereka ternyata mendapat sambutan luar biasa dari semua warga dusun di desa itu. Semoga ini bisa menginspirasi anak-anak Pramuka di MI maupun MTS Maraqitta’limat di tempat lain ya. Selamat kita ucapkan kepada Rame Wirahadi dan Pengurus Pramuka di dua Madrasah ini atas segala binaan, dedikasi dan bimbingannya. Salam Pramuka!
Demikian laporan Wira Scout untuk www.radioalhamzar.com
Gerung, RadioAlhamzar.com- Hari ini, Sabtu, 14 Desember 2019 bertempat di MTs.Maraqitta’limat Bongor Lombok Barat diadakan acara penyuluhan “Operasi Menangkal Anti Radikalisme”. Kegiatan sekolah ini bekerjasama dengan Polres Lobar, diikuti oleh semua siswa,mulai dari kelas 7 sampai dengan kelas 9. Berhubung karena banyaknya siswa yang meliburkan diri disebabkan sekolah baru selesai melaksanakan kegiatan semester, hanya beberapa siswa saja yang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Namun demikian, kegiatan disambut antusias oleh para siswa.Begitupun dengan Kepala Sekolah, para guru dan staf.
Berikut tanggapan kepala sekolah MTs.Maraqitta’limat Bongor Helmi,S.Pd dengan kegiatan tersebut.”Kegiatan operasi waspada radikalisme oleh Polres lombok Barat sangat baik dilakukan. Hal ini untuk menjaga kestabilan, keamanan dan kenyamanan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Juga untuk merekatkan kita dalam satu bingkai kebinekaan negara Republik Indonesia khususnya kepada siswa”. Acara ini berlangsung dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 10.00 Wita. Demikian laporan Hevika Zifiliana, Guru MTs Maraqittalimat Bongor Lombok Barat untuk Redaksi RadioAlhamzar.co (*)
Boleh jadi tidak banyak yang mengenal sosok ulama sufi ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri ulama inilah yang banyak berjasa dalam mengembangkan ajaran Islam di Pulau Lombok. Siapa lagi kalau bukan almarhum TGH Muhammad Zainuddirn Arsyad, Pendiri Yayasan Pendidikan Dakwah Maraqit Ta’limat Mamben Lauk, Wanasaba Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang sangat terkenal dengan semboyan dakwahnya Bedea, Bedoe,Bedue (Berusaha, Berdoa, Berpunya).
Muhammad Zainuddin, nama yang adalah diberikan oleh kedua orang tuanya sejak lahir sekitar tahun 1912 di Desa Mamben Lauq, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur-NTB. Ayah beliau bernama TGH. Arsyad, yang saat itu menjadi penghulu (tokoh agama. Dan ibunya bernama Inaq Makenun. Kehidupan keluarga beliau cukup sederhana dan agamis.
TGH.M. Arsyad, selain sebagai seorang tokoh agama, juga pada waktu itu sangat gigih menentang penjajahan Jepang di Indonesia. Sehingga beliau bersama santrinya memimpin langsung penyerangan ke markas Jepang yang terletak di Wanasaba-Lombok Timur, yang menyebabkan salah seorang santrinya gugur di medan pertempuran.
Seperti kebanyakan anak lainnya, beliau tumbuh dan berkembang secara wajar. Dari masa kanak-kanak, Zainuddin kecil dalam pergaulannya sehari-hari selalu mencerminkan sifat-sifat terpuji, hormat terhadap orang yang tua, dan sopan kepada sesama. Tidak heran, ketika masa kecilnya banyak orang yang sayang pada dirinya.
Karena mendapat pendidikan agama sejak dini, membuat sifat dan sikap kepemimpinannya sudah mulai nampak terutama dalam pergaulannya sehari-hari, sesuai dengan ajaran agama Islam yang diyakini kebenarannya.
Ketika usia Zainuddin menginjak empat tahun, beliau diasuh oleh Amak Ismail dan Inaq Isah yang sekaligus sebagai orang tua angkatnya. Karena pada saat itu, kedua pasangan ini belum dikaruniai seorang anak. Kendati demikian, Zainuddin kecil sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
Berada di buaian dan belaian kasih sayang orang tua angkat, tidak serta merta beliau di lepas begitu saja oleh TGH.M. Arsyad. Dengan penuh rasa kasih sayang, beliau dididik dengan ajaran agama. Sehingga orang tua beliau memiliki peran ganda, yaitu disatu sisi sebagai orang tua, dan disisi lain sebagai sosok guru yang sangat dihormati.
Mendapat pendidikan dari sang ayah yang cukup disiplin, membuat sosok Zainuddin kecil cukup cerdas, jujur, rendah hati baik budi pekertinya dan semakin nampak jiwa kepemimpinannya, walaupun diusia yang masih belia.
TGH. M. Arsyad sendiri memiliki beberapa orang putra dan putrid. Salah satu diantaranya adalah Muhammad Zainuddin, yang ketika menginjak usia 6 tahun, atau sekitar tahun 1920, sang ayah dan bunda memutuskan untuk mengirim anaknya ke Makkah Al-Mukarromah untuk menimba ilmu agama. Keberangkatan beliu menuju Makkah didampingi oleh ayahanda TGH. M. Arsyad. Konon, beliau sempat digendong oleh orang tuanya ketika berangkat meninggalkan rumahnya menuju Makkah Al-Mukkaromah.
Setelah Sampai di kota suci, TGH.M. Arsyad, langsung mencari sebuah pemondokan untuk anak kesayangannya. Dan Zainuddin kecil dipondokkan di rumah salah seorang Syeikh Ali Mukminah dan menuntut ilmu di Madrasah Darul Ulum.
Apa yang dilakukan oleh Muhammad Zainuddin selama di Makkah Al-Mukarromah? Ternyata tidak banyak yang mengetahui. Karena selama hidupnya, ia tak pernah menceritakan kepada siapapun apa saja yang dilakukan ketika berada di tanah suci Makkah, karena takut kalau ia menceritakan hal tersebut akan menjadi kesombongannya.
Namun kalau dilihat dari peuturan dari beberapa sumber terpercaya, ketika beliau di Makkah tidak diragukan lagi, bahwa M. Zainuddin merupakan orang yang cerdas. Bahkan dalam usia 15 tahun ia mampu menghafal Al-qur’an 30 juz.
Tidak ada waktu yang digunakan oleh beliau kecuali belajar dan belajar. M. Zainuddin adalah alumnus Madrasah Darul Ulum Makkah Al-Mukkarromah yang mendapatkan predikat ‘Mumtaz’ dari para masyaikhnya.
Pada waktu itu, Darul Ulum merupakan madrasah yang banyak diminati oleh orang Indonesia. Dianatara masyaikhnya yang terkenal adalah Syeikh Muhammad Basuni Asy-Syafi’i, yang masih keturunan silsilah dari Imam Syafi’i dan Syeikh Muhammad Yasin Padang. Syeikh Muhammad Yasin Padang adalah guru sekaligus teman bagi M. Zainuddin.
Darul Ulum terletak di sebuah perkampungan yang diberi nama Jarwal, lebih kurang 1 kilometer dari Masjidl Haram. Namun kini Darul Ulum sudah tidak bisa didapatkan lagi karena diambil alih oleh Pemerintah Arab Saudi.
Setelah tinggal beberapa lama di kota Makkah Al-Mukarromah, Zainuddin tentu sewaktu-waktu merindukan kampung halamanya. Demikian juga dengan sang ibu angkat beliau. Bahkan suatu malam, Inaq Ismail yang mengasuhnya sejak kecil memimpikan Zainuddin yang sedang menimba ilmu di kota suci, sedang ayik bermain layang-layang. Namun tiba-tiba benang layangan yang dipegangnya putus. Dan layang-layang itupun terbang sangat tinggi.
Mimpi yang sama dialami oleh sang ibu angkatnya ini berulang sampai tiga kali. Dan muncullah rasa kasih sayang sekaligus kekhwatiran terhadap anak yang diasuhnya sejak kecil. Perasaan tidak tenang, hatipun melayang memikirkan apa tabir dari mimpinya itu. Mungkinkah itu hanya sebuah mimpi belaka atau memang ada tabir dibalik mimpi yang terjadi berulang kali itu.
Karena merasa cemas dan tidak tahan, akhirnya mimpi itupun diceritakan kepada sang suaminya Amak Ismail. Dan tentu saja sang ayah angkatpun tidak mampu mentakwilkan mimpi sang istri, sehingga apa yang menggangu pemikirannya saat itu diceritakan langsung kepada ayah Zainuddin yaitu TGHM. Arsyad.
Mendengar cerita mimpi dari ibu angkatnya ini, TGHM. Arsyad membuat sepucuk surat untuk dikirim kepada anak belahan jiwanya di Makkah Al-Mukarromah, yang isinya menanyakan tentang kabar berita di Makkah.
Selang beberapa minggu, surat balasanpun dikirim oleh Zainuddin kepada keluarga di Mamben Lauq. Dalam surat balasannya beliau menceritakan, bahwa baru saja dirinya mengalami sebuah musibah, yaitu jatuh dari sebuah tangga bangunan dari lantai atas. Namun kejadian yang menimpa, tidak sampai dirinya mengalami luka parah, kecuali beberapa bagian anggota tubuhnya yang masih merasa sakit.
Musibah yang menimpa diri Zainuddin, ternyata tidak mengendurkan semangat dan tekadnya untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama, hingga tanpa terasa beliau sudah tinggal di Makkah selama 20 tahun, dan menunaikan ibadah haji, sehingga nama beliau dikenal dengan Ustadz H. Muhammad Zainuddin Arsyad.
Sekitar tahun 1938, dimana ketika itu bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda, Ustadz HM. Zainuddin Arsyad, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Desa Mamben Lauq, setelah bermukim selama kurang lebih 20 tahun di kota Makkah.
Usia beliau ketika itu masih terbilang remaja yaitu 26 tahun. Selama ustadz muda ini berada di tanah suci, disamping memperdalam ilmu agama Islam, juga memperdalam ilmu bahasa Arab atau Nahu Sharaf, lebih-lebih bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari hari adalah bahasa Arab. Selain itu, beliau juga belajar ilmu tafsir, tashawwuf, tauhid, fiqih dan ilmu-ilmu lainnya.
Dengan penguasaan bahasa Arab serta lamanya bermukim di Makkah, membuat sosok ustadz muda atau ini melupakan bahasa asal kelahirannya. Tidak heran, ketika beliau baru pulang dari Makkah, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga adalah Bahasa Arab.
Al-marhum TGH. Abdul Manan, pernah menuturkan, sepulang H.M. Zainuddin Arsyad dari Makkah, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa Arab, baik terhadap teman maupun terhadap para tamu yang berkunjung ke rumahnya.
Melihat bahasa komunikasi yang demikian, membuat keluarganya waktu itu, sedikit agak bingung, karena sebagian teman dan sahabatnya tidak mengerti apa yang diungkapkan oleh beliau. Dan hal inilah yang menimbulkan sedikit miskomunikasi. Dan konon kebiasaan menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi sehari hari berlangsung hingga berbulan-bulan.
Akibatnya, muncul asumsi sebagian orang saat itu, yang menganggap Tuan Guru Bajang ini sengaja menggunakan bahasa Arab. Dan tidak sedikit juga yang mencemohkan bahkan mengejek beliau. Namun semua itu ditemia dengan penuh lapang dada dan kesabaran. Sebab bagi dirinya, hal itu bukan unsur kesengajaan, namun karena bahasa sehari-hari, ketika beliu bermukim di tanah suci.
Setelah hampir satu tahun menetap di Desa Mamben, akhirnya bahasa daerahpun mulai digunakan sedikit demi sedikit, sehingga lambat laun menjadi lancar.
Tuan Guru H.M.Zainuddin Arsyad merupakan alumunus Madrasah Darul Ulum, Makkah Al-Mukarromah yang mendapatkan predikat Mumtaz dari para masyayikhnya. Pada waktu itu, Darul Ulum merupakan madrasah yang banyak diminati oleh orang Indonesia, diantara masyayikhnya yang terkenal adalah Syekh Muhammad Yasin Padang. Syekh Yasin Padang adalah guru sekaligus teman bagi M.Zainuddin. Darul Ulum terletak di sebuah perkampungan yang diberinama Jarwal kurang lebih 1 km dari Masjidil Harom. Namun, kini Darul Ulum sudah tidak bisa didapatkan lagi karena diambil alih oleh pemerintah Arab Saudi.
]Pada tahun 1930, TGH.M.Zainuddin Arsyad memutuskan kembali ke tanah air tempat kelahirannya guna mengajarkan masyarakat yang bodoh terhadap agama pada waktu. Menurut sesepuh masyarakat desa Mamben Lauk, ketika kembali ke tanah air beliau sama sekali tidak bisa berbahasa Sasak ataupun Indonesia, beliau hanya menggunakan bahasa Arab. Namun karena kecerdasannya, tidak dalam waktu yang lama beliau sudah fasih bahasa sasak dan Indonesia.
Saat kembali ke tanah air, TGH.M.Zainuddin Arsyad sangat prihatin melihat kondisi masyarakat pulau Lombok yang pada waktu itu masih banyak yang tidak paham dengan agama Islam, Sehingga beliau membentuk sebuah pengajian kecil-kecilan di rumah beliau.
Melihat kesibukan orang tuanya, TGH.M.Arsyad sibuk dalam melakukan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat, maka terbetiklah niat sucinya untuk membantu sang orang tua tercinta dalam menjalankan misi dakwah. Misinya ini diawali dengan mendirikan sebuah tempat pengajian atau majlis ta’lim. Di tempat inilah, Ustadz H.M. Zainuddin Arsyad mulai mengajar membaca Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, bahasa Arab, Tauhid, Tafsir dan lain-lainnya.
Melihat kegigihan putranya dalam mensyi’arkan Islam, TGHM. Arsyad tentu sangat bersyukur kehadhirat Allah SWT. Bahkan tuan guru muda ini sering mengganti sang orang tua untuk memberikan ceramah-ceramah agama kepada jama’ahnya. Biasanya saat itu, khususnya masyarakat Desa Mamben Lauq, sering mengundang penceramah atau tuan guru dari Masbagik.
Namun setelah pulang dari tanah suci, beliau rutin mengisi ceramah agama di Mamben Lauq dan sekitarnya, sampai beliau diberi gelar oleh jama’ah adalah Tuan Guru Bajang. Hal ini didasari oleh penilaian jama’ah, karena beliau dipandang memiliki kecakapan ilmu khususnya di bidang Agama Islam.
Gelar Tuan Guru, khususnya di Lombok, merupakan sebuah gelar yang diberikan oleh masyarakat, bukan karena pendidikannya yang tinggi, namun karena dinilai telah banyak menguasai ilmu-ilmu agama Islam. Dan gelar inipun tidak diberikan pada sembarangan orang.
Setelah kembali ke tanah air, TGH. M. Zainuddin Arsyad merasa prihatin melihat kondisi masyarakatar Pulau Lombok yang masih banyak belum memahami dengan baik agama Islam. Sehingga dia membentuk sebuah pengajian kecil-kecilan di rumahnya.
Namun dia juga melihat kondisi masyarakat yang ada di pesisir pantai, yang masih banyak belum memehami ajaran Islam yang sebenarnya. Untuk itu, dia memutuskan untuk melakukan misi dakwah ke daerah-daerah pesisir pantai Pulau Lombok, terutama bagi penduduk yang dianggap terisolir dan jauh dari dakwah Islam, bila dibandingkan dengan wilayah perkotaan.
Salah satu jasa besar yang ditinggalkan bagi jama’ah adalah, keberhasilan beliau mendirikan sebuah organisasi keagamaan, yang kemudian dikenal dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Maraqitta’limat, yang berarti tangga pendidikan.
Hal ini diperkuat oleh putra beliau, TGH. Hazmi Hamzar, bahwa kegiatan dakwah yang dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat pesisir mulai dari ujung timur (Kabupaten Lombok Timur-red) hingga ke pesisir utara Pulau Lombok, seperti Bayan, Panggung hingga Sidutan, Kabupaten Lombok Utara.
Dari pesisir wilayah Utara, beliau melanjutkan misi dakwahnya ke Selatan, tepatnya di Bongor Kabupaten Lombok Barat.
Beberapa tokoh masyarakat menuturkan, disamping beliau menggunakan metode pendekatan, juga misinya ini diiringi dengan berdagang keliling, menelusuri pinggir pantai di Pulau Lombok. Selain itu strategi yang dikembangkan adalah menghargai adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Artinya tidak serta merta menghapus atau melarang adat dan kebiasaan masyarakat, kendati dinilai bertentangan dengan ajaran Islam.
Kebiasaan masyarakat yang dimaksud adalah meminum-minuman keras, seperti tuak, Berem atau sejenisnya. Kebiasaan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat adalah membunyikan gamelan, walaupun waktu sholat tiba.
Beliu maklum, bahwa tempatnya berdakwah adalah orang-orang yang masih buta dalam ajaran agama Islam. Begitu juga dengan adat-istiadat yang masih kuat dipegang teguh oleh masyarakat seperti Wetu Telu di Bayan.
Dalam perjalanannya, beliau selalu melakukan silaturrahmi kepada para tokoh, baik tokoh adat yang dituakan oleh masyarakat setempat, maupun tokoh-tokoh agama. Beliau pertama-tama mengajarkan tentang keimanan kepada Allah SWT. Barulah setelah itu jama’ahnya diajarkan cara-cara beribadah.
Jujur, sopan dan santun serta dengan penuh kesabaran, berusaha memberikan pemahaman terhadap para santrinya. Pelan namun pasti, berkat kegigihannya dalam menjalankan misi dakwah ini, lambat laun banyak masyarakat yang sadar akan dirinya, bahwa bahwa kehidupan yang jauh lebih kekal dan abadai adalah kehidupan akhirat.
Satu contoh misalnya, beliau memperbolehkan masyarakat membunyikan alat-alat musik tradisional seperti gamelan. Namun beliu menyarankan, ketika tiba waktu sholat, bunyi-bnyian tersebut dihentikan, dan berkumpul menunaikan sholat secara berjama’ah.
Cara seperti ini, tidak jauh berbeda dengan misi dakwah yang dilakukan oleh para Wali Songo di Pulau Jawa.
Barang dagangannya kerap kali ditukar dengan hasil-hasil bumi para petani. Kegiatan berdakwah sambil berdagang terus dilakukan, sehingga di beberapa tempat didirikan musalla, masjid atau madrasah, sebagai tempat membina umat.
H. Lalu Akar, mantan pengurus Yayasan Maraqitta’limat mengatakan, bahwa sekitar tahun 1941, beliau sudah mulai masuk ke Dayan Gunung atau sekarang sudah menjadi sebuah kabupaten baru yaitu Lombok Utara.
Kedatangan beliu pertama kali di Bayan, disambut oleh Endi Abdul Gani, salah seorang keturunan Bugis-Makasar yang tinggal di Desa Sukadana Kecamatan Bayan. Konon pertemuan beliau dengan Endi Abdul Gani tanpa disengaja ketika sedang berdagang di Dusun Panggung Desa Selengen.
Kebetulan pada saat itu, TGH.M. Zainuddin Arsyad menjual garam, sementara Endi Abdul Gani sebagai pembeli. Di saat terjada tawar menawar harga garam, Endi Abdul Gani mengaku heran, karena sang si penjual (TGH.M. Zainuddin Arsyad-pen) bukan menawarkan dengan harga tinggi, namun malah sebaliknya.
Karena kejadian tersebut, pembicaraan antara pedagang dan pembeli inipun berlanjut dan saling memperkenalkan diri. Endi Abdul Gani pun mengajak beliu ke rumahnya di Gubug Bangsal-Telaga Begek Desa Sukadana.
Sikap sopan dan rendah hati, bertutur bijaksana dan bertingkah santun. Inilah ditunjukkan ketika bertamu di rumah Endi Abdul Gani, membuat sang pemilik rumah semakin kagum, dan persahabatan mereka berduapun berlanjut. Demikian juga dengan hubungan kegiatan jual beli terus terjalin. Bak gayung bersambut, dari rumah sahabatnya inilah, beliau mulai lakukan dakwah Islam, yang lambat laun terus mengalami kemajuan.
Dan bila waktu sholat tiba, tidak lupa, beliau mengajak sahabatnya untuk menunaikan sholat secara berjama’ah, disebuah masjid kecil dan sederhana, yaitu masjid Panji Islam, yang dibangun orang Endi Abdurrahman yang berasal dari Pulau Sumbawa.
Persahabatan yang terjalin antara kedua hamba Allah (TGH.M. Zainuddin Arsyad dan Endi Abdul Gani-pen) semakin hari semakin erat. Dan setiap kali beliu datang, selalu diminta untuk memberikan sekedar ceramah agama. Namun demikian, sang sahabat Endi Abdul Gani, sedikitpun tidak tau, bahwa yang sering datang bertamu ke rumahnya adalah salah seorang ulama Sufi yang telah lama menempa ilmu di negeri Makkah Al-Mukarromah.
Setelah masing-masing menceritakan sejarah hidupnya, barulah Endi Abdul Gani, yang ketika itu sebagai kepala kampong (matua) menyadari bahwa, sahabatnya itu adalah orang yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, dan patut sebagai tempat belajar memperdalam ilmu agama Islam.
Tidak heran, bila kedatangan sang shabat karibnya yang tiada lain adalah TGH. M. Zainuddin Arsyad selalu ditunggu-tunggu oleh Endi Abdul Gani bersama jama’ah lainnya. Kedatangan beliau tidak pernah disia-siakan. Endi Abdul Ganipun menyarankan kepada TGH. M. Zainuddin Arsyad, untuk sementara kegiatan dakwah dilakukan dari rumah ke rumah, atau menghindario berdakwah di tempat umum seperti masjid ataupun musalla.
Saran ini dikemukakan bukan tanpa alasan, namun karena mengingat kondisi masyarakat pada saat itu masih memliki keyakinan yang kuat khususnya tentang adat-istiadat Wetu Telu. Saran dan masukan dari sahabatnya inipun diterima.
Dalam menjalankan dakwahnya, Endi Abdul Gani selalu membantu beliau untuk mendatangi warga sambil membawa dagangannya. Bahkan, TGH.M. Zainuddin seringkali menginap di sebuah kampung Bugis di Labuhan Carik Desa Anyar. Dan ditempat terdapat sebuah Sekolah Rakyat (SR).
Labuhan carik tempat beliu bermukim, memiliki sejarah tersendiri, yang konon pada saat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali Songo, ditempat inilah berlabuhnya kapal mereka.
Sementara kegiatan dakwah di wilayah Panggung Desa Selengen dan sekitarnya dilakukan secara terus menerus, sehingga didirikanlah sebuah musalla pertama di dusun tersebut, sebagai tempat untuk mengumpulkan jama’ah yang mau belajar ilmu agama.
Lalu Hasan BA, salah seorang mantan camat Bayan menuturkan, kegiatan dakwah Islam yang dilakukan oleh TGH. M. Zainuddin Arsyad, khususnya di Dayan Gunung, pada masa kedistrikan Raden Kertapati.
Melihat dakwah Islam semakin berkembang di Bayan, membuat sebagian masyarakat menaruh rasa dendam, bahkan mengalami tekanan dari masyarakat sekitar. Ini terjadi, karena sebagian masyarakat menilai, dengan berkembangnya dakwah Islam di Bayan, akan dapat merusak keyakinan terutama tentang adat-istiadat yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Padahal pada faktanya, selama melakukan misi dakwah di Bayan, sedikitpun tidak pernah terdengar kabar, kalau dirinya menyinggung persoalan adat-istiadat.
Salah satu bentuk tekanan yang dilakukan oleh sebagian mereka adalah memutuskan hubungan jual-beli barang. Dan inilah salah satu cara menghentikan dakwahnya. Hal ini terjadi bukan saja terhadap dirinya, namun juga terhadap pengusaha yang berasal dan Mamben-Lombok Timur.
Tekanan seperti ini tidak berlangsung lama, karena pada akhirnya masyarakat setempat menyadari, bahwa TGH. M. Zainuddin Arsyad dalam berdakwah tidak pernah menyinggung masalah adat-istiadat yang berkembang di masyarakat.
Kegiatan dakwah yang dijalankan oleh Ulama Sufi yang memiliki enam orang putra ini, tampaknya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Demikian juga dengan klegiatan yang dilakukan di Sembalun Lawang dan Bumbung, yang masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Bayan kala itu.
Di Sembalun, ketika beliau datang untuk berdakwah sangat jarang ditemukan masyarakatnya yang menjalankan ibadah sholat lima waktu. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat perjuangannya dalam mendakwahkan ajaran Islam yang sempurna. Melalui pendekatan jual-beli barang, sang Tuan Guru muda ini sedikit demi sedikit memberikan pelajaran kepada setiap orang yang ditemuinya di Sembalun.
Awalnya, memang banyak menolak ketika diajak menunaikan sholat dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan tidak memilki pakaian, dan ada juga yang memang benar-benar tidak mengetahui tata cara melaksanakan ibadah shalat.
Memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan merupakan perbuatan amal yang sangat mulia. Inilah yang ditunjukkan oleh TGH. M. Zainuddin Arsyad. Bagi masyarakat yang beralasan tidak memiliki pakaian, diberikan secara cuma-cuma asalkan mereka mau mengerjakan sholat. Dan bagi mereka yang belum mengerti cara beribadah, beliau ajarkan dengan penuh lemah-lembut dan sabar, sampai orang tersebut bisa beribadah.
Perjalanan dakwah beliau ke berbagai pelosok wilayah terpencil, bukan berjalan mulus, namun penuh dengan tantangan, dari orang-orang yang memang tidak suka terhadap ajaran Islam yang kaffah. Bahkan ada juga yang melempari dan ingin membunuhnya.
Sekali melangkah kedepan, pantang untuk mundur ke belakang. Itulah mungkin salah satu tekad beliau dalam menyebarkan kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Tantangan dan rintangan dijadikan sebuah pelajaran berharga sekaligus menguatkan tekad dan semangat dalam mensyi’arkan Islam.
Berkat kegigihannya berdakwah, sehingga menghasilkan kader-kader yang mumpuni dibidangnya. Kegiatan dakwah ini dilakukan mulai dari Desa Mamben Lauq dan Mamben Daya, Sembalun, Sajang, Sambelia, Obel-Obel, Bayan sampai Bongor Lombok Barat serta desa-desa lainnya.
Menurut penuturan salah seorang jamaah Yayasan Maraqitta’limat Bayan, TGH.M.Zainuddin Arsyad adalah salah seorang ulama yang santun dan penyabar. Bahkan beliau sering memberikan pinjaman uang kepada msyarakat yang membutuhkan. Beliau tidak segan-segan membebaskan hutang kepada seseorang apabila orang tersebut mau menjalankan syariat islam sepenuhnya. Melihat akhlak beliau yang seperti itulah akhirnya banyak masyarakat berbondong-bondong m,enyatakan diri masuk ke dalam agama islam. Di mana beliau singgah melakukan misi dakwah, disitulah beliau mendirikan madrasah-madrasah sebagai tempat mengaji bagi masyarakat.
Selain melakukan dakwah keliling, TGH. M. Zainuddin Arsyad juga merintis sebuah Majlis Ta’lim Darul Ulum. Majlis ta’lim inilah cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren (Ponpes) Yayasan Maraqitta’limat.
Di Majlis Ta’lim Darul Ulum, beliu mengajar santrinya berbagai disiplin ilmu agama. Kitab-kitab yang diajarkan antara lain, Ma’abadil Fiqih, Nahu Wadhih, Badrun Munir, Lughotul Arabiyah, Nahu Shoraf, Fathul Qarib, Tariqatul Islam, Tariqotul Hadiah, Ilmu Mantiq, Tafsir Al-Qur’an dan kitab-kitab lainnya.
Perkembangan Majlis Ta’lim yang dibinanya semakin hari terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan, sehingga tempat belajarnya tidak mampu lagi menampung para santri yang berdatangan menuntut ilmu.
Melihat kondisi tersebut, beberapa tokoh masyarakat menyarankan agar mendirikan tempat belajar yang lebih luas dan layak. Untuk menampung para santri, pada tahun 1950, lokasi belajarnya dipindahkan ke sebuah musalla yang lebih luas yaitu musalla yang dibangun oleh Amak Sadar dan warga setempat, yang belakangan dikenal dengan Diniyah Islamiyah.
Adapun santri pertamanya antara lain, H. Abu Bakar, Amak Mukenah, Ustazd H. Farhan, H. Badarudin, H. Marzuki, H. Halil-Ladon, H. Rusli, Amaq Suarno, Amaq Husnah, Amaq Erah, Amaq Haderi, Amak As’ad, Inaq Wasifah dan lain-lain.
Para santri ini dibina untuk menjadi guru bagi genarasi berikutnya, sehingga tampil beberapa orang diantara mereka, disamping sebagai santri sekaligus bertindak sebagai pendidik.
Santri yang berhasil dididik pada tahap kedua, antara lain, H. Abdul Manan, Saleh Rihin, H. Ahyar )Mamben Daya) H. Arsyad (Lendang) dan beberapa santri lainnya. Disusul lagi dengan santri tahap III, yaitu, Amaq Saleh AM, Amaq Sa’adah, Amaq Hirpan, Amaq Sulhan, Siderah, Hurnaen, H. Maksum, dan H. Yasin.
Semakin banyaknya masyarakat yang mengaji kepada beliau, akhirnya pada tahun 1952 TGH.M.Zainuddin Arsyad bersama rekan-rekannya mendirikan sebuah pondok pesantren yang diberinama Pondok Pesantren Maraqitta’limat. Maraqitta’limat memiliki arti tangga pendidikan. Pondok Pesantren Maraqitta’limat berlokasi di desa Mamben Lauk, Kecamatan Wanasaba, Lombok timur, NTB yang pada akhirnya ponpes ini memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh wilayah pulau Lombok bahkan luar dari pulau Lombok seperti Sumbawa, Makassar, dan Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1964, TGH.M.Zainuddin Arsyad membentuk sebuah yayasan yang diberinama juga Yayasan Maraqitta’limat. TGH.M. Zainuddin Arsyad bertindak selaku ketua umum yayasan dan sekretarisnya adalah ust.H.Abdul Mannan. Yayasan Maraqitta’limat bergerak di bidang pendidikan, sosial dan dakwah.
Kegigihan beliau dalam melakukan pengkaderan patut menjadi contoh bagi generasi mendatang. Beliau tidak pernah mengenal lelah demi meraih cita-cita, yakni membumikan ajaran Islam yang satu-satunya di ridlai Allah SWT.
Kepedulian beliau dalam pendidikan umat, di samping melalui majlis ta’lim, juga melalui lembaga pendidikan formal dibawah naungan Yayasan Maraqitta’limat. Dari majlis ta’lim dan lembaga pendidikan inilah beliu bertujuan membentuk kepribadian manusia yang bertanggung jawab untuk membangun nusa, bangsa dan agama yang berpedoman pada Kitabullan dan Sunnah Rasulullah.
Kaitannya dengan menuntul ilmu, beliau menuangkan dalam pemikiran filosofisnya dengan mengutip penggalan ayat suci Al-Qur’an, yang sekaligus sebagai motto dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu kalimat : “Subhanalladzi ‘Allama Bil Qolam, ‘Allamal Inssana Malam Ya’lam” .
Proses Pendirian pondok pesantren dan yayasan Maraqitta’limat, memang mengalami perjalanan yang cukup panjang. Dimana proses ini diawali dengan dakwah berkeliling, berdagang serta membangun Madrasah Diniyah Islamiyah. Gagasan pendirian lembaga pendidikan inipun mendapat respon positif dari jama’ah.
Sekitar tahun 1951, beliau melakukan musyawarah dengan para tokoh dan santrinya yang dihadiri langsung oleh ayahanda TGH. M. Arsyad. Beberapa tokoh yang hadir antara lain, HM. Amin, TGH. Mustaqim, Papuk Hayat, H. Halidi, HM. Hamid, H. Baharudin, Guru Nurminah, A. Munaqif, H. Mahmudin dan H. Ridwan.
Musyawarah pertama ini dilanjutkan dengan pertemuan kedua dengan mengundang “Keliang Kampung” atau kepala dusun, seperti H. Mustafa, H. Mukhtar, Anhar, Guru Badar, A. Manan, A. Muhriah, A. Saknah, HM Saleh, A. Kalsum, A. Nasrun, A. Sakrah, A. Erah, A. Saenah dan beberapa tokoh lainnya.
Beberapa saksi yang masih hidup menyebutkan, musyawarah ketika itu sedikit berjalan alot, terutama ketika menentukan sebuah nama lembaga pendidikan. Sebagian perserta mengusulakan nama “Darul Ulum” dan sebagiannya lagi “Maraqitta’limat”.
Sebagian peserta berpendapat, bila lembaga pendidikan diberinama Darul Ulum, itu berarti kita mengambil nama dari sebuah lembaga pendidikan yang terkenal di tanah suci Makkah. Jadi yang paling pas adalah nama Maraqitta’limat. Dan nama inipun disetujui oleh semua peserta musyawarah.
Setelah nama mendapat kesepakatan peserta, kemudian dilanjutkan dengan pendirian Madrasah Ibtidayah pertama yang pembangunannya murni dari swadaya masyarakat. Dalam perjalanan politik Indonesia ketika itu, para pejuang dan pendiri Madrasah ini berhaluan kepada Partai Majlis Syuro Indonesia (Masyumi) yang diketuai KH. Agus Alwi dan Umar Semeq.
Setelah lembaga pendidikan ini berjalan, pada tahun 1959, perjuangan inipun dilanjutkan dengan penyusunan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD-ART). Dan pada tahun 1960, pihak pengurus Madrasah melakukan kerjasama dengan pimpinan Muhammadiyah di Masbagek-Lombok Timur, terutama dalam hal pembuatan Akte Notaris yayasan Maraqitta’limat. Dan pada tahun itu, yang menjadi Gubernur NTB adalah Wadita Kusuma, sementara yang menjabat sebagai bupati Lombok Timur Lalu Wildan. Pada tanggal 30 Juni 1964, yayasan Maraqitta’limat pun diresmikan. Hadir dalam peresmian tersebut adalah beberapa tokoh Masyumi dari pusat, seperti KH. Muhammad Hafiz, ormas Islam se Pulau Lombok dan beberapa pejabat pemerintah lainnya.
Dalam melakukan perencaan pembangunan, TGH. M. Zainuddin Arsyad selalu melakukan musyawarah dengan semua pihak, entah itu pengusaha, para tokoh agama, maupun masyarakat.
Menurut beberapa tokoh Maraqitta’limat, dalam melakukan musyawarah beliu menggunakan tiga tahapan. Pertama kali beliau mengundang para pengusaha. Setelah itu baru dikumpulkan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda termasuk pengurus ranting. Kemudian memasuki tahapan ketiga yaitu mengundang para guru. Dengan cara yang demikian, mereka dapat mengemukakan pendapat masing-masing, yang selanjutnya disimpulkan menjadi sebuah rencana yang akan dijalankan oleh semua pihak, sekaligus menyusun panitia pembangunan.
Peran antara pengusaha, tokoh masayarakat, agama dan pemuda serta para guru tentu berbeda. Para pengusaha mengumpulkan biaya pembangunan sarana dan prasarana lembaga pendidikan, sementara para tokoh bertugas mensosialisasikan hasil kesepakatan. Sedangkan para guru berperan untuk mendidik siswa di lembaga pendidikan yang akan didirikan atau dibangun.
Beberapa murid dan sahabatnya pernah menuturkan, bahwa ketika membangunan gedung Madrasah Ibtidaiyah yang pertama di Desa Mamben Lauq Kabupaten Lombok Timur, TGH. M. Zainuddin Arsyad kerap kali menerima kata-kata yang kurang berkenan dihati, yang dilontarkan oleh sebagian masyarakat yang kurang paham akan pentingnya arti sebuah lembaga pendidikan. Bahkan, ketika beliau bersama jama’ah melakukan kegiatan gotong royong, ia dilempar dengan batu dan kotoran.
Namun semua kejadian itu, ia hadapi dengan penuh kesabaran dan menyarankan kepada jama’ah untuk tidak melakukan lemparan balasan. Karena orang yang melakukan hal tersebut dinilai buta walaupun pada mata zhahirnya melihat. Artinya masih buta mata hatinya karena belum mendapat hidayah dari Allah SWT.
Yayasan Maraqitta’limat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan, terus mengalami kemajuan. Di bidang dakwah misalnya, beliau telah berhasil melakukan pengkaderesasian untuk melanjutkan perjuangannya. Tidak kurang 116 majlis ta’lim didirikan di seluruh Pulau Lombok. Demikian juga dengan lembaga pendidikan dan sosial kemasyarkatan terus megalami kemajuan yang cukup signifikan.
Di tengah perkembangan Yayasan Pondok Pesantren Maraqitta’limat yang begitu pesat, TGH.M.Zainuddin Arsyad berpulang ke rahmatullah pada tanggal 4 Februari 1991, beliau meninggalkan seorang istri dan 6 orang putra. Sebelum meninggal, beliau menunjuk putra beliau yang ketiga, TGH.Hazmi Hamzar sebagai pengganti beliau.
Muktamar Yayasan Maraqitta’limat mengukuhkan TGH.Hazmi Hamzar sebagai pucuk pimpinan Yayasan pondok Pesantren Maraqitta’limat. Sampai sampai saat ini Yayasan Pondok Pesantren Maraqitta’limat memiliki 19 Madrasah Ibtidaiyah, 3 SD Islam, 17 Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, 2 buah SMU, dan beberapa buah SMK serta 2 buah perguruan tinggi yaitu STIKES dan STKIP Hamzar.
Selain mengelola bidang pendidikan, Maraqitta’limat juga bergerak di bidang dakwah dan social yang ditandai dengan ratusan majelis ta’lim dan berdirinya beberapa pantai Asuhan yang tersebar di berbagai wilayah di provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan di luar provinsi NTB seperti Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur.
Di bidang ekonomi, Yayasan Maraqitta’limat memiliki Koperasi Pondok Pesantren Putra Hamzar yang di ketuai oleh H. Mashal, SH.MM (putra TGH.M.Zainuddin Arsyad yang ke-5). Di usia yang ke –69 tahun ini Yayasan Maraqitta’limat memiliki berbagai macam program yang sebagian sudah tuntas, dan sebagiannya lagi harus tuntas di tahun 2010 diantaranya program satu rumah satu sarjana yang mendapat respon positif dari Menteri Agama RI, pendirian Radio Ummat Al-Hamzar, pembentukan Pusat Bimbingan konseling dan sejumlah program lainnya. (Tim RA: diolah dari berbagai sumber)