Diawali dengan peringatan bagi kita semua tentang pentingnya berpikir, berdzikir baik ketika berdiri, duduk dan berbaring serta memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, siang dan malam seraya berkata Ya Allah sesungguhnya tidak ada yang diciptakan Allah dengan sia sia. Mahasuci Allah dan kami berlindung dari siksa api neraka.

Oleh: Dr Humaidi

Gelamping Sajang dapat diumpamakan sebagai tempat diperintahkannya Nabi Nuh untuk membuat kapal untuk menampung umatnya yang mau mengikuti ajakan atau dakwahnya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Nuh dalam berdakwah hingga 900 tahun lebih, akan tetapi sangat sedikit orang yang mau mengikuti ajarannya. Bahkan dari anak dan istrinya tidak menghiraukan ajakan Nabi Nuh.

Padahal Nabi Nuh sudah menjelaskan segala kemurahan, kasih sayang Allah terhadap manusia. Beliau juga mengingatkan tentang hari kiamat yang ditandai dengan bencana bencana yang disebabkan oleh perbuatan manusia yang melampaui batas. Hingga akhirnya Nabi Nuh mengadu kepada Allah bahwa apa yang disampaikannya tidak dengar oleh umatnya

Mengapa demikian karena umat Nabi Nuh lebih melihat harta benda dan kesenangan dunia semata hingga melupakan Allah sang Maha Pencipta. Dan orang orang yang menstandarkan dakwah karena harta dan jabatan maka pasti akan hancur dan tidak bertahan.Akan tetapi Nabi Nuh mengajak dan terus memohon kepada Allah akan datangnya azab Allah terhadap orang yang melupakan Allah SWT.

Akan tetapi Nabi Nuh mengajak dan terus memohon kepada Allah akan datangnya azab Allah terhadap orang yang melupakan Allah SWT.

Demikian juga yang dijalankan oleh TGH Muh.Zainuddin Arsyad ketika berdakwah di Sajang. Selalu mengajak dan mengingatkan kepada jamaah agar selalu mengingat Allah dan sekali kali tidak meninggalkan sholat dan perintah Allah lainya.

Perlu kita ingat kembali bahwa pendirian Maraqitta’limat diawal awal mengalami rintangan dan tantangan yang sangat berat, termasuk tentang bagaimana mengembangkan yayasan melalui lembaga pendidikan formal.

Maka strategi yang dilakukan oleh Bapak TGH Muh Zainuddin Arsyad adalah dengan bergabung dengan pemerintah melalui Masyumi yang didirikan oleh Muh Natsir. Hingga Pak Natsir langsung datang ke Lombok untuk membangun gedung untuk pendidikan formal sekaligus sebagai Madrasah ibtida’iyah pertama di Yayasan Maraqitta’limat tepatnya pada 1 April tahun 1952 yang secara resmi dijadikan sebagai tahun berdirinya Yayasan Maraqitta’limat.

Sejak itulah Maraqitta’limat mulai berkembang ditandai dengab berdirinya Madrasah di seluruh pulau Lombok.

Melihat perkembangan yayasan yang begitu cepat setelah bersinergi dengan pemerintah dalam menjalankan dakwah, maka beliau berpesan kepada seluruh jamaah agar terus bersama dengan pemerintah. Melalui syair yang tulis beliau sebagai berikut :

Maraqitta’limat Tangga Pendidikan

Berpedoman Al Qur”an dan Sunnah Rasulullah.

Tunjukkan Dengan Pasti

Organisasi Abdi

Pendukung Pemerintah Yang Setia

Jangan Takutkan Akan Ada Rintangan

Itu Asam Garam Perjuangan.

Syair tersebut adalah motivasi bagi seluruh jamaah Maraqitta’limat agar terus berjuang dalam mengembangkan dan memajukan yayasan sebagai penerus perjuangan dari Guru dan panutan jamaah Maraqitta’limat Al Mukarram Bapak TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad.

Semoga kita semua dapat menjalankan amanah tersebut.

Aamiin Ya Rabbal’alaamiin.